Dengarkan Podcast Kami

Saling berbagi Overthinking, di Podcast Konsultalksi.

Perbedaan Saham dan Reksadana

Sebagai instrumen investasi, Saham dan Reksadana sama-sama menjanjikan keuntungan (return) dimasa mendatang atas modal yang telah disertakan. Namun, perbedaan antara Saham dan Reksadana bila diperhatikan ternyata cukup signifikan, karena Saham tentu cukup rumit, sulit, dan ribet bila dibandingkan dengan Reksadana yang cukup sederhana dan mudah.

Secara risiko, Saham jauh lebih beresiko dibandingkan dengan Reksadana. Reksadana kebanyakan produknya adalah aset bergerak yang sudah pasti returnnya atau sudah ditetapkan diawal (fix). Misalnya dalam setahun Obligasi, returnnya 7%, deposito returnnya 5%, dan produk lainnya yang returnnya tetap tidak berubah-ubah. Selain itu Reksadana juga dikelola oleh manajer investasi yang sudah mumpuni dan sangat berpengalaman dibidangnya dalam hal analisa aset investasi. Tentunya kecil kemungkinan manajer investasi memasang risiko yang besar ke produk Reksa Dana yang dibuatnya.

Dalam hal Saham, risiko yang dihadapkan tentu jauh lebih besar. Fluktuatif harga Saham yang cenderung tidak stabil dan tidak begitu pasti. Karena ada banyak faktor pemicu yang bisa membuat harga Saham jadi naik atau malah turun. Mulai dari sentimen politik, sentimen global, regulasi ekspor-impor, kebijakan publik, harga komoditi, munculnya wabah yang tiba-tiba, dan banyak lagi faktor lainnya. Bahkan faktor kecil seperti cuitan (tweet) dari seseorang yang berpengaruh seperti Elon Musk yang pernah membuat harga Saham Manchester United jadi naik (MANU) hanya gara-gara cuitan dia ingin membeli club bola tersebut. Ajaib kan?

Secara keuntungan dari hasil investasi atau return yang bisa didapat, tentu Saham lebih menjanjikan return yang tinggi dibandingkan dengan Reksadana. Reksadana cenderung tidak begitu "liar" pergerakan harganya dibandingkan dengan Saham dipasar BEI (Bursa Efek Indonesia). Karena Saham, dalam satu hari atau bahkan beberapa menit saja, bisa terjadi penurunan harga yang sangat derastis jauh kebawah hingga 20% atau bahkan bisa juga naik hingga 30% harganya hanya dalam tempo waktu yang cukup singkat. Kalau Reksadana tidak bakal terjadi hal demikian.

Saham, meskipun harganya sangat fluktuatif namun tetap saja ada batas penurunan maksimal dan kenaikan maksimal dalam satu hari, istilahnya Auto Reject Atas (ARA) untuk batas maksimal kenaikan harga dalam satu hari, dan Auto Reject Bawah (ARB) untuk batas maksimal penurunan harga saham dalam satu hari.

Reksadana sendiri, kenapa harganya tidak se-fluktuatif Saham, karena kebanyakan produk Reksadana sudah ditetapkan (fix) returnnya dalam jangka waktu satu tahun, dan produk Reksadana Saham juga adalah campuran dari berbagai-macam Saham yang disatukan manajer investasi menjadi satu produk Reksadana Saham. Sangat berbeda dengan Saham yang langsung dipengaruhi berbagai macam faktor diluar dan didalam.

Selain itu, untungnya membeli Saham dibandingkan dengan Reksadana adalah karena dengan memiliki Saham atas nama diri sendiri, secara langsung nama kita sudah tercatat sebagai pemilik saham atas perusahaan tersebut. Berbeda dengan Reksadana, yang melalui perantara oleh manajer investasi. Meskipun mungkin kamu hanya membeli 10lot Saham saja, mungkin juga sekitar 0,0001% sajadari total keseluruhan saham publik yang beredar, tapi tetap saja kamu punya hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham, dan mendapat dividen (bagi hasil keuntungan) atas laba yang didapatkan perusahaan dalam periode tertentu (karena tidak semua perusahaan rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya). Nah, bila kita berencana memiliki perusahaan tersebut, kamu cukup membeli sahamnya sejumlah lebih dari 50% dari total keseluruhan saham yang beredar, maka perusahaan itu akan menjadi milik kamu.

Sederhananya sih perbedaan Saham dan Reksadana adalah dari segi kemudahan analisis risiko, Reksadana cukup mudah dan sederhana karena risikonya tidak begitu besar bila dibandingkan dengan Saham yang perlu analisis rasio, melihat dari berbagai sudut pandang, melihat momentum dan musim, melihat berbagai sentimen, dunia dan Indonesia, dan berbagai macam kemungkinan lainnya. Kalau ditanya lebih bagus yang mana, ya kalau mau aman aman saja dan tidak ribet, investasinya di Reksadana saja, yang risikonya lebih rendah, kalau mau dapat ilmu dan pengalamannya Investasinya di Saham saja, kalau rugi hitung biaya belajar, kalau dapat untung, apalagi besar, ya bersyukur dan cermati analisa yang mana yang menurut kamu efektif.

Share:

Post a Comment

Copyright © Konsultalksi. Designed by OddThemes