Semakin hari aktivitas dunia memang semakin kompleks ya. Kalau saja aktivitas satu dan aktivitas lain adalah titik dan ada benang yang mengaitkan satu dengan yang lainnya, pasti keliatan tuh betapa sumrawutnya benang itu yang saling bersinggungan dan bertabrakan satu dengan yang lainnya. Bisa kebayang kan? Yak itulah hidup dijaman sekarang. Serba rumit.
Saya jadi ingat salah satu serial di Netflix, The Good Place. Ceritanya itu tentang dunia akhirat, dimana ada sebuah kenyataan yang terkuak saat seseorang diuji di Bad Place dan pergi ke Good Place, ternyata sudah ribuan tahun hingga masuk abad 21 ini, sudah jarang orang yang masuk ke surga (The Good Place), kok bisa? Bahkan ada nih seorang kakek-kakek yang hanya menghabiskan semasa hidupnya berjualan tomat, tapi tetap saja beliau masuk ke neraka (The Bad Place). Kenapa bisa terjadi demikian? Karena kerumitan hidup singkatnya. Ternyata penjual tomat itu menjual tomatnya ke berbagai macam orang, bahkan mungkin pencuri, perampok, pemerkosa, dan lainnya. Artinya si penjual tomat ini mendukung aktivitas yang dilakukan setiap orang yang sudah membeli tomatnya, kan orang membeli tomatnya dia makan dan beraktivitas, nah kalau energi yang didapatkan dari tomat itu dipakai berbuat jahat, berarti penjual tomat ini mendukung perbuatan jahat itu, yakan? Secara tidak langsung.
Well, itu hanya cerita serial di Netflix yang menunjukkan bahwa dunia sekarang sangat begitu kompleks. Bahkan kepakan sayap kupu-kupu saja bisa menjadi akibat terjadinya tornado. Nah sama halnya Saham, salah satu instrumen investasi yang cukup tren sekarang ini ya gak sih. Ada banyak hal yang dapat memengaruhi naik dan juga turunnya harga suatu saham di pasar modal (Bursa Efek Indonesia). Saking banyaknya, terkadang absurd dan sulit dimengerti, tapi tetap saja satu kejadian pun bisa berdampak atas kenaikan ataupun penurunan harga suatu saham. Masih ingat kan beberapa waktu yang lalu soal mas Elon Musk nge cuit soal Manchester United (MU), katanya doi mau beli klub bola tersebut. Kalau dilihat-lihat, klub MU adalah salah satu klub bola yang mahal didaftar harga klub bola. Tapi ini yang mau beli Elon Musk boy, gak goyang mah harta doi kalau cuma mau beli klub bola. Nah mungkin karena landasan ini, beberapa orang jadi ke-trigger dengan cuitan Elon Musk. Gila ini, abis beli twitter pen beli klub bola lagi, besok-besok doi jangan sampe beli negara buat diri sendiri, paalagi kan beberapa negara di kondisi krisis seperti sekarang ini cukup riskan ya. Kalau mas Elon punya banyak duit, apa beliau bisa beli Sri Lanka yang lagi ditekan habis-habisan tuh negaranya hanpir disemua sektor.
Keren juga ya kalau salah satu orang terkaya di dunia punya nrgaranya sendiri-sendiri, kalau pulau pribadi kan udah biasa ya? Kalau negara pribadi, wah keren ini. Clash of State The Begining.
Tapi kita bahas cuitannya mas Elon tadi soal mau beli MU, tepat setelah beliau mengutarakan bercandaannya itu di twitter, sontak harga saham klub bola MU naik tinggi boy. Padahal doi hanya bercanda, tepat setelah beberapa waktu, kayaknya beberapa jam deh setelah dia bilang pengen beli klub MU, dia langsung klarifikasi dengan menjawab salah satu cuitan yang bertanya, lalu dia jawab ah cuma bercanda, saya tidak akan membeli klub bola itu, katanya dia gak membeli klub sport, seperti klub bola. Goks gak boy.
Dia cuma bercanda soal mau beli klub MU yang kode sahamnya di pasar bursa itu adalah MANU, tapi kenaikan harga sahamnya saat bercandaan itu terlontar, malah membuat saham MANU melonjak hingga 17%-an boy. Absurd. Diluar nalar. Goks.
Mungkin bagi penikmat koin kripto pernah juga ngalamin hal seperti ini dari kelakuan Elon Musk. Sama seperti ketika dia mengeposkan cuitan juga di twitter mengenai koin Doge yang katanya menggemaskan. Tapi boy, becandaan soal Manchester United ini diluar nalar sekali gak sih? Gara-gara cuitan yang gak serius-serius amat, dari satu orang yang followersnya di twitter pun bukan yang paling top, tapi bisa menggoyangkan harga saham dalam 1 hari sampe 17%. Kejadian seperti ini hanya terjadi sekali, sekali seumur hidup mas Elon kayaknya sih. Karena kalau menurut saya, banyak hal yang sangat signifikan pengaruhnya terhadap kelonjakan harga saham, tapi yang satu ini cukup absurd dan diluar nalar. Well, hanya saja, seperti yang kita bahas tadi dari awal, makin kesini dunia memang makin kompleks, makin ribet, makin ruwet, karena hal kecil pun sangat bisa berdampak besar atau bahkan berdampak sangat besar.
Kita bisa bayangkan berapa trader saham atau retail saham yang mengambil untung dari krnaikan 17% saham MANU (Manchester United) itu. Jika ada modal saja ditempatkan saat membeli saham tersebut sekitar Rp. 100.000.000 tepat saat melihat potensi kenaikan setelah mas Elon mengeposkan cuitannya di twitter, anggaplah orang ini telat masuk 2% kenaikan dan menjualnya dipuncak. Jadi kita asumsikan dia hanya mendapat return 15% dari Rp. 100.000.000 modal yang ditempatkannya. Setelah jual dipucuk, naik 15%. Walla. Setelah si Elon klarifikasi kalau itu hanya lelucon, saatnya Take Profit (TP). Return 15% sehari boy. Dari modal Rp. 100.000.000 tadi, langsung berubah jadi Rp. 115.000.000, hanya dalam sehari!!! Goks!!!
Tapi bagi saya ini bukan hal terlalu mengejutkan sih. Karena apapun faktor penyebab kenaikan harga dan penurunan harga suatu saham itu tetap kembali lagi ke konsep dasar harga suatu produk di pasaran. Yak kita bahas ini di Eps. 1 Ngomongin Inflasi, di Podcast Konsultalksi. Kita sudah bahas kalau apapun itu, kejadian apapun yang terjadi yang memengaruhi harga suatu produk/barang, konsep dasar harga dipasaran tetap bergantung dan kembali lagi ke supply and demand, permintaan dan penawaran. Jadi naiknya harga saham MANU ini bukan karena cuitan Elon ya, tapi karena banyaknya manusia-manusia dan insan-insan yang penuh birahi yang berburu keuntungan karena kenaikan harga saham MANU dihari itu saat mas Elon memngeposkan cuitannya. Semakin banyak yang masuk, semakin banyak yang membeli, semakin menariklah saham itu, dan melihat kenaikan yang signifikan, ditambah lagi pasokannya, atau bahkan ada lagi pemilik modal lain yang membeli saham MANU itu. Intinya semakin diminati, harganya bakal semakin naik. Kenapa? Ya balik lagi ke konsep dasar ekonomi harga sebuah produk di dalam pasar apa? Semakin banyak yang ingin produk atau barang tersebut, maka harga produk atau barang itu akan naik juga, karena bakal terjadi kelangkaan (soalnya dimanapun pasokan barang atau produk pasti selalu terbatas yakan). Nah begitupula sebaliknya. Jika peminatnya atau permintaannya kurang, pasti harganya turun, yakan?
Kemarin ada teman yang bertanya soal penyebab harga saham turun. Kalau mau dirincikan dan dijadikan data statistik, bisa dipastikan ada banyak penyebabnya, secara universal ya. Kita melihat ke pasar bursa (pasar modal) di Indonesia saja ya ges ya. Salah satu penyebabnya, mungkin karena kinerja perusahaan atau emiten yang turun, ya kalau kinerjanya turun dan investor melihat potensi di tempat lain, pasti ada dong dorongan buat narik modalnya dari situ atau menjual sahamnya lalu menempatkan modalnya ke tempat lain. Bisa juga turun karena ada keputusan atau kebijakn politik yang meng-interfensi, misalmya kebijakan stop ekspor/impor, kebijakan kenaikan harga bahan baku yang membuat biaya produksi jadi naik, dan bahkan kebijakn politik juga bisa menjadi faktor penyebab turunnya suatu saham, misalnya citra seorang politikus yang kepemilikan sahamnya di suatu saham cukup banyak, bisa jadi pemegang saham yang lain hilang kepercayaannya kan? Jadilah tuh ditarik modal-modalnya dari saham tersebut. Atau juga proyek yang tertahan, ada masalah lahan konstruksi, ada masalah sosial di lapangan, ada masalah sosial dengan masyarakat setempat, atau masalah eksternal lainnya. Atau juga bisa karena faktor internal perusahaan itu sendiri, misal pengambil keputusan yang kurang piawai, manajemen korup, dan lain sebagainya. Turunnya penjualan, munculnya pesaing yang tak terlihat sebelumnya, seperti yang terjadi pada Uniliver tbk. (UNVR). Atau karena utang yang bengkak, modal mines, manajemen gak becus, ya bisa dilihat saham Garuda Indonesia (GIIA) juga sih, yang masih kena suspend ya sampe sekarang? Dulu saham Zyrex naik beberapa titik saat dapet proyek pembuatan laptop, sekarang juga beberapa saham perbankang cenderung naik karena kenaikan suku bunga, saham-saham IPO juga biasanya cenderung mengalami kenaikan beberapa tik. Ehh kok jadi bahas faktor kenaikan sih, kan bahasannya tadi faktor turunnya harga saham. Yah intinya itulah, kompleks, absurd, diluar nalar, gak ketebak.
Investasi saham memang risiko tinggi, tapi ada beberapa metode sederhana yang bisa digunakan untuk menilai perusahaan atau emiten di sebuah market bursa efek (BEI). Kita bisa memperhatikan rasio-rasio keuangan emiten tersebut, lalu menentukan minimal tahu lah apakah harganya sekarang itu cenderung mahal atau murah. Gimana caranya, cek di Eps. 2. Ngomongin Investasi, di Podcast Konsultalksi. Dengarkan sekarang boy.
Post a Comment