Saving dalam bahasa Indonesia sering diartikan dengan kata yang sama artinya dengan tabungan. Benar juga sih, kalau Savings dan diikuti dengan keterangan lanjutan misalnya Savings Bank diartikan Tabungan di Bank, Savings Rate diartikan Rasio Tabungan, Energy Savings, Tabungan Energi. Tapi kalau Saving didefinisikan, dia seperti ini; [countable] an amount of something such as time or money that you do not need to use or spend, ini definisi menurut oxford dictionary ya #cmiiw.
Kalau diperhatikan dari kata dasarnya, ya memang kata dasarnya dari kata save yang diartikan sebagai kata kerja yaitu menyimpan, simpan. Terus ini yang dipermasalahkan apa? Gak ada masalah si, cuma sekedar informasi aja. Tapi menurut saya, definisi saving menurut oxford dictionary ini cukup menarik, kalau dibahasa Indonesiakan sepertinya bisa dibaca begini; sejumlah (nilai atau kuantitas) sesuatu seperti waktu atau uang yang dimana kamu tidak perlu pergunakan atau keluarkan. Sederhanya, Saving adalah jumlah sesuatu bisa berupa waktu atau uang, yang dimana kamu tidak perlu gunakan atau keluarkan. Kalau menurut kamu, bahasa Indonesia yang cocok untuk definisi itu apa ya? Menabung? Atau Berhemat? Lah emangnya beda ya?
Source Image: finansial.bisnis.com
Menurut saya ini adalah dua macam kegiatan yang berbeda ya, menabung lebih ke menyimpan sedangkan berhemat lebih ke menahan pengeluaran, beda kan? Kalau menurut saya, salah satunya bisa terjadi dan satu lainnya tidak, seseorang bisa saja menabung tapi dia tidak berhemat, dan bisa saja orang berhemat tapi tidak menabung. Bukannya kedua hal itu sama saja ya? Kita berhemat ya otomatis bakal menabung juga kan? Kalau misalnya penghasilan bulanan kita adalah Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) bersih, kita bisa menabung 25%, dan menggunakan sisanya yaitu 75% untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan lainnya. Jadi ada tabungan Rp.2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah). Tapi kita bisa pilih opsi kedua, dengan memilih berhemat, jika pengeluaran kita yang awalnya 75% untuk memenuhi kebutuhan bulanan, entertain, kewajiban, dan keinginan lainnya, jika kita berhemat kita mungkin ternyata bisa menurunkan jumlah pengeluaran kita dari 75% penghasilan menjadi 50% penghasilan. Jadi setelah berhemat, pengeluaran ada 50%, dan ada "uang yang tidak perlu digunakan dan dikeluarkan sejumlah 50% sisanya". Beda kan?
Kamu sudah baca nda tulisan terakhir yang membahas soal seberapa memungkinkannya terjadi resesi tahun 2023 bila dibarengi dengan doktrin pesimisme, coba baca disini deh. Ditulisan yang kemarin itu sempat dibahas bagaimana Rihanna yang komplain ke penasihat keuangannya yang tidak mempringatkan Rihanna jika belanja berlebihan, uangnya bakal habis. Jika kita mengasumsikan bahwa Rihanna mungkin punya tabungan ya, tapi disaat itu dia belanja berlebihan yang hampir membuat uangnya habis, selain uangnya yang dia tabung, tapi ada opsi lain dimana dia bisa saja berhemat, maka jika dia berhemat dia bisa menyisihkan uangnya ke hal lain. Kembali lagi ke definisi Saving tadi, yaitu jumlah waktu atau uang yang tidak begitu perlu untuk digunakan atau dikeluarkan. Sekarang kita coba kerucutkan definisinya, fokus ke satu variabel, yaitu uang.
Morgan Housel dalam bukunya, Psychology of Money memberikan analogi yang cukup menarik terkait tabungan dan berhemat. Morgan Housel bertanya, apakah kamu tahu saat krisis energi tahun 1970-an dunia seakan-akan hampir kehabisan minyak bumi (sebagai bahan bakar utama). Lantas apa yang membuat kita sekarang ini yang sudah melewati masa itu sekitar 50 tahun yang lalu masih memiliki cadangan minyak bumi yang masih memadai dan menunjang kegiatan kita sehari-hari yang bahkan penggunaannya terbilang cukup banyak? Apa kamu tahu, bahwa bukan "tabungan" minyak bumi yang begitu banyak dan melimpah yang membuat kita sampai sekarang ini masih bisa memanfaatkannya, tapi itu dikarenakan semakin hari, dan dari tahun ke tahun, penggunaan minyak bumi atau bahan bakar minyak, utamanya untuk mesin dan kendaraan ternyata semakin dikecilkan penggunaannya. Kata Morgan Housek begini, kita tidak kehabisan minyak itu bukan hanya karena kita menemukan lebih banyak minyak, atau bahkan menjadi lebih jago mengambilnya dalam tanah. Alasan terbesar kita berhasil mengatasi krisis minyak adalah karena kita mulai membuat mobil, pabrik, dan rumah yang lebih efisien penggunaan energinya daripada dulu. Amerika Serikat bahkan menggunakan 60% lebih sedikit energi per dollar PDB per hari ini (2019) dibandingkan pada tahun 1950. (Psychology of Money:92-93). Jadi kamu sudah sepakat, tabungan dan berhemat itu beda?
Oke sekarang kita beralih ke pembahasan menabung dan menyimpan uang. Paling tidak sampai disini saya asumsikan kita sudah satu kepala terkait kata menabung dan berhemat adalah kata yang berbeda. Kalau masih ragu-ragu, kembali dulu ke ulasan sebelumnya terkait Rihanna yang menuntut penasihat keuangannya yang tidak mempringatkan dia untuk tidak belanja berlebihan dan manusia sekarang ini yang ternyata dari tahun ke tahun penggunaan energinya jauh lebih sedikit dibandingkan dulu.
Menabung dan berhemat, adalah kegiatan yang keliatannya serupa tapi ternyata berbeda. Kita berfokus dulu ke persoalan menabung. Dewasa ini (cailah dewasa ini) kebanyakan nasihat keuangan tidak menganjurkan kita untuk menabung, katanya kalau bisa kita menyimpan uang kita ke instrumen yang bisa membuat nilai uang kita menjadi meningkat dikemudian hari, ya bisa dibilang instrumen-instrumen investasi macam deposito, obligasi, saham, crowdfunding, peer to peer lending, dan sebagainya. Mungkin nasihat keuangan itu tidak salah juga, poin utamanya mungkin untuk menghindari penurunan nilai uang yang diakibatkan oleh inflasi yang notabenenya terjadi setiap tahun. Sederhananya begini, bila inflasi setahun terjadi sekitar 5%, ini contoh saja ya, maka dalam kurun waktu 5 tahun sudah terakumulasi 25% (ini cuma penyederhanaan saja biar mudah dimengerti inflasi itu kek mana), jika seperti itu maka nilai tabungan kamu 5 tahun lalu yang senilai anggaplah Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah), maka nilainya bakal turun 25% atau, untuk membelanjakan barang-barang yang dulu harganya masih Rp.100.000.000, 5 tahun mendatang kamu perlu uang sejumlah Rp.125.000.000 untuk membelinya, kenapa? karena 5 tahun kedepan inflasi terakumulasi sebesar 25% (sekali lagi ini cuma penyederhanaan saja).
Sederhananya seperti ini, bila inflasi terakumulasi per 5 tahun adalah 25% maka harga seporsi nasi kuning yang dulunya masih Rp.10.000 (sepuluh ribu rupiah) pasti akan naik harganya setelah 5 tahun seharga Rp.12.500, mengikuti tingkat inflasi, bgitu pun harga-harga lainnya. Jadi jika hanya menabung, itu hanya akan menurunkan nilai uang kita setiap tahunnya. Jadi, kalau bisa kamu jangan menabung, tapi mulailah investasi. Karena hakikatnya seperti itu (cailah hakikat).
Tapi menurut saya nasihat untuk tidak menabung itu tidak bisa digeneralisasikan untuk semua orang, soalnya untuk menitipkan dana ke instrumen investasi tidak semua orang tahu risiko-risiko nya dan seberapa liquid instrumen tersebut.
Salah satu bentuk pengelolaan keuangan yang paling sederhana, murah, mudah, tidak perlu ilmu yang banyak, semua orang bisa, dan tidak ribet urus ini dan itu adalah dengan cara menabung dan berhemat. Kamu tidak perlu membuat akun di pasar modal, kamu tidak perlu memperhatikan pergerakan harga di pasar modal setiap waktu, kamu tidak perlu ikut kelas kesehatan finansial, kamu tidak perlu merekrut penasihat keuangan seperti yang dilakukan Rihanna, yang kamu perlukan hanyalah berpikir rasional dan masuk akal, mengendalikan nafsu yang tidak perlu terus menerus dituruti maunya. Betul sekali, menabung dan berhemat. Karena, pengelolaan keuangan itu bukanlah persoalan ilmu dan pengalaman yang paling banyak dan paling relevan, tapi bagaimana bisa bersikap rasional dan masuk akal. Mungkin akan dibahas nanti seperti yang dibahas di The Psychology of Money, yang katanya kecerdasan itu tidak ada hubungannya dengan pengelolaan uang yang baik dan benar, tapi lebih berhubungan dengan prilaku anda.
Morgan Housel dalam bukunya The Psychology of Money mengatakan, satu-satunya faktor yang anda bisa kendalikan dan menghasilkan salah satu hal yang benar-benar penting dan menakjubkan adalah dengan "saving". Kembali lagi ke definisi saving tadi diawal, yaitu an amount of something such as time or money that you do not need to use or spend. Kalau saya juga lebih berpikiran serupa, jika kita posisikan diri sebagai orang yang menghindari risiko yang tinggi, dan belum tahu apa-apa soal pengelolaan keuangan yang advance-advance, ya menabung dan berhemat bukan jadi soal bukan? Hasil yang diperoleh dari kegiatan menabung dan berhemat, adalah yang paling terlihat dan terjamin hasilnya dimasa depan, bila dibandingkan dengan opsi lainnya yang jauh lebih berisiko.
Tidak salah juga bila penasihat keuangan dan konsultan keuangan bakal memberikan saran kepada kita dan kebanyakan orang untuk melakukan investasi instead of nabung. Namun daripada menyimpan uang ke instrumen yang berisiko dan tidak kelihatan jelas hasilnya, menabung dan berhemat bukanlah kegiatan yang kampungan bukan? Kalau kamu lebih memilih untuk menabung dan berhemat, atau mending investasi?
Post a Comment